referal

Baca Qur'an

Tuesday, December 7, 2010

Keikhlasan

Sinar Kehidupan

MA'RIFATUN-NAFS
Allah SWT telah menciptakan manusia begitu sempurna dan melalui ciptaan-NYa, Allah akan memperlihatkan tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya pada mahluk di muka bumi ini. Sebagai mana Allah SWT berfirman :
“ Akan perlihatkan kepada mereka tanda- tanda kekuasaan Kami di ufuk-ufuk dan di dalam diri-diri mereka sendiri, sehingga nyata bagi mereka bahwa Al-Quran adalah benar “ (QS. Al-Fushilat:53) .
Acap kali manusia lupa akan asal kejadiaanya, sehingga mereka tidak malu-malu untuk menyombongkan diri dihadapan Sang Pencipta.
Sifat sombong dan berbangga diri akan membawa manusia lupa akan dirinya sendiri sehingga mereka akan jauh dari Allah SWT.
Yang paling dekat dengan kita adalah diri kita sendiri karena itu mengenal diri adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan anak manusia. Untuk mengenal Sang Pencipta maka kita terlebih dahulu mengenal diri kita. Kita sering tercebak dengan pengertian mengenal diri hanya sebatas pengertianyang harfiah yaitu pengertian fisik belaka bukan pemahaman yang bersifat hakiki. Mengenal diri dalam arti yang sebenarnya adalah masalah dimensi rohani dari kehidupan manusia. Kita tidak mengenal apa yang ada dalam batin kita yaitu sesuatu yang unik, karena sesuatu itu kita bisa marah, sedih, gembira, lapar, haus dan juga merasakan kebutuhan biologis.
Untuk mengenal sesuatu yang unik itu terlebih dahulu kita harus mengenal diri yang disebut dengan ma’rifatun-nafs.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan tentang ma’rifatun-nafs, salah satu dari ayat yang membahas ma’rifatun-nafs terdapat dalam surat Al-Hasyr, dimanan Allah SWT berfirman :
“ Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik “ ( QS 59: 19 )
Pada Ayat tersebut Allah mengatakan jika manusia lupa akan Sang Pencipta maka manusia lambat laun akan jauh dari Sang Khaliq dan akhirnya manusia lupa akan dirinya.
Kalau manusia sudah lupa akan asal kejadiannya maka qolbunya akan kotor sehingga dengan mudah bisikan syetan merasuk ke hatinya, dan mendorong manusia melakukan pererbuatan yang melanggar perintah Allah. Bila manusia tidak dapat mengendalikan qolbunya maka dia akan kehilangan sifat-sifat baiknya. Kehilangan sifat baik pada diri manusia akan membuat manusia menjadi hewan. Jika manusia telah memiliki karakter hewan maka manusia akan berubah menjadi binatang buas dengan sifat-sifat yang tercela dan tidak selayaknya di anut oleh manusia. Karena kerusakan qolbu ini membuat manusia berubah dari fitrahnya, akan menjadikan mereka manusia-manusia yang hina dan mempunyai sifa-sifat : serakah, tamak, korupsi, tidak amanah, selalu mengumbar hawa nafsu dan banyak lagi perbuatan yang merusak kesucian Roh. Akhirnya mereka akan termasuk orang-orang yang fasik dan merubah predikat yang telah di berikan oleh Allah SWT padanya yaitu manusia berakhlaq baik. Sebagaimana yang dinyatakan Allah dalam Al-Qur'an surah At-Tin : " Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya......" ( QS.95 : 4 )
Agar kita tidak termasuk orang-orang yang lupa diri maka kita harus banyak mengingat Allah dengan jalan memperbanyak dzikirullah. Kita senantiasa harus membentengi Qolbu dari ngodaan Iblis yang selalu ingin mengajak umat manusia ke dalam golonganya dengan cara mendekatkan diri pada Allah SWT. Qolbu kita harus selalu dijaga dan dibersihkan dari kotoran-kotoran penyakit qolbu, karena dengan hati yang bersih maka qolbu akan mudah menerima Nur Ilahi. Pengertian hati ada dua makna, makna pertama daging berbentuk sanubar dan terletak pada bagian kiri dada, dimana didalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam. Dalam ilmu kedokteran disebut organ hati. Kalau sebatas makna itu saja maka manusia sama dengan hewan, karena hewanpun mempunyai organ hati. Makna kedua tentang hati adalah sesuatu yang halus ( lathifah ) dan tidak kasat mata, juga tidak dapat diraba. Hati dalam makna kedua ini lebih banyak bersifat rabbani ruhani dan berbeda dengan sifat lahir, dan mengandung pengertian jati diri yang merupakan potensi untuk mengenal,mengetahui dan mengerti tentang sesuatu. Hanya hati nurani yang sucilah yang dapat berdialog dengan Dzat yang maha halus. Untuk mendapatkan kesucian hati maka kita selalu menyebut Asma-Nya.
Allah sangat senang pada hambanya yang selalu menyebut Asma-Nya maka Dia tidak sungkan sungkan untuk memberi petunjuk serta membimbing hambanya ke jalan yang benar.
Pada ayat lain Allah menerangkan kepada umat manusia tentang betapa pentingnya menjaga diri, sehingga kita selalu dekat dan mendapat petunjuk dari-Nya. Sebagai mana firman Allah dalam surat Al-Maidah : “ Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tidaklah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk…”
( Q
S.5 : 105 ).
Kesungguhan hati manusia untuk mengenal dirinya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan maka hakekatnya dia telah mengenal Sang Penciptanya, sebagaimana Rasulullah Nabi Muhammad SAW bersabda : Barang siapa dengan bersungguh- sungguh mengenal dirinya, maka hakekatnya dia telah mengenal Tuhannya “.
Mudah-mudahan kita temasuk hamba-hamba Allah yang selalu mengenal diri agar kita terlepas dari hawa nafsu duniawi yang penuh tipu muslihat. Amin.
*********---------*******-------*******

Penulis : Sang Pengabdi pada rumah Allah



artikel :